Pantomim

A. Apa itu pantomim
  1. Pantomim berasal dari kata Yunani “pantomimus” yang berarti meniru segalanya
  2. Pantomim adalah seni pertunjukan yang memvisualisasikan suatu objek atau benda   tanpa menggunakan kata-kata, namun menggunakan gerakan tubuh dan mimik wajah.   Bahkan pantomim memvisualisasikan rasa dengan gerakan tubuh dan mimiknya. Pantomim merupakan pertunjukan yang tidak menggunakan bahasa verbal. Pertunjukan itu bahkan bisa sepenuhnya tanpa suara apa-apa. Jelasnya, pantomime adalah pertunjukan bisu (Bakdi Sumanto,1992:1).
  3. Pantomim adalah seni pertunjukan yang diungkapkan melalui ciri-ciri dasarnya, yakni ketika seseorang melakukan gerak isyarat atau secara umum bahasa bisu. Bahasa gerak sang pantomimer adalah universal; menjalankan ekspresi emosi yang serupa diantara berbagai umat manusia. Pantomim merupakan gerak teatrikal dalam sebuah permainan dengan bahasa gerak (Charles Aubert, The Art of Pantomime).
  4. Pantomim sebagai seni yang mengandalkan olah tubuh dan kebisuan (Encyclopedia Britanica)
  5. Pantomim adalah seni gerak tiruan (imitation) yang tidak berdasarkan pada rhytm secara dominan. Pantomim merupakan pertunjukan yang penyampaiannya tidak dengan kata-kata tetapi dengan gerak-gerik tubuh. Seni Pertunjukan yang hanya dengan gerak-gerik melalui bahasa tubuh bahkan cenderung bisu ini oleh Aristoteles disebut sebagai pantomime (Richard Levin,1960)
  6. Pantomim adalah penggambaran semua kegiatan manusia yang hanya dengan gerak semata sampai sedetil-detilnya. Pantomin sebuah seni bercerita dengan gerak semata. Maka penguasaan seni gerak sangat mutlak diperlukan, malahan dalam perkembangan dewasa ini pantomim itu bisa dipakai tidak hanya bercerita tetapi juga berekpresi secara liris ataupun abstrak (Rendra,1984:46).
  7. Pantomim ialah suatu cerita, suatu tema, yang diceritakan atau dikembangkan melalui gerak tubuh dan wajah yang ekspresif (A.Adjib Hamzah,1985:51).
  8. Pantomim merupakan salah satu cara yang bakal mengantar seseorang menjadi pemeran berkualitas. Dengan memahami dan mengamalkan pantomin calon aktor akan mampu menjadi sempurna dalam profesinya, ia setidaknya akan enak dipandang mata jika mau berlatih pantomim (Harymawan,RMA.,1993:31).
Kesimpulan
Pantomim merupakan pertunjukan seni bercerita dengan menggunakan gerak semata yang dan mampu diiringi dengan musik ilustrasi, tata panggung, dan tata lampu layaknya pementasan drama. Pantomim merupakan pertunjukan peniruan segala aktivitas makhluk hidup pada dunia nyata yang disampaikan di atas pentas tanpa bahasa verbal namun isyarat gerak. Unsur visualisasi menjadi aspek utama dalam pementasan   pantomim.

 B. Sejarah Pantomim
       Aristoteles menuliskan bahwa istilah pantomim sudah ada sejak lama dari masa Mesir Kuno dan India, jauh sebelum dikenali di Yunani. Pertunjukan pantomim umurnya sudah tua, mengingat apa yang dikatakan Aristoteles dalam Poetics ditulis 500 tahun sebelum Masehi. Pendapat tersebut berdasarkan pada beberapa temuan relief yang ada di dinding piramida dan candi. Relief tersebut menggambarkan seorang laki-laki dan perempuan yang sedang melakukan gerakan yang diduga bukan tarian. Rumusan tersebut dikemukakan Aristoteles.
    Bentuk awal seni pantomim ditelusuri dalam phlyake (Romawi), sebuah pertunjukan peran jenaka yang mengangkat tema kehidupan yang nyata dan mitologi yang berkembang di kawasan Sparta dan Dorian. Pemeran dalam pertunjukan ini tidak saja berpakaian aneh tapi juga menutupi muka mereka dengan topeng yang hanya menyisakan bagian mulut.Penulis pertama seni pantomim Dorian yang ternama adalah Epicharmus 485-467 SM. Sampai-sampai pemikir serba bisa Aristoteles menganggapnya sebagai penulis puisi dramatik pertama yang sangat berjasa. Epicharmus juga menulis beberapa plat komikal dan menghaluskan permainan pantomim sebelumnya. Pantomim Dorian kemudian dianggap sebagai bentuk awal pantomim modern. Sejak itu pantomim identik dengan sifat-sifat komikal, karakter para pahlawan atau bahkan dewa pun dapat dijadikan bahan tertawaan.
       Seni pantomim dalam perkembangannya semakin dikenal oleh banyak bangsa-bangsa di dunia, terutama melalui industri film bisu. (silent movie) Dekade 1900-an berbagai bentuk ekspresi dan gerak yang paling terbaru dikembangkan dengan serius. Tahun 1927 sebagai era tanpa kata. Hal ini ditandai dengan banyaknya aktor yang menguasai seni pantomim, seperti dari Amerika Charles Spencer Chaplin atau Charlie Chaplin (1889-1977). Chaplin sangat penting dalam percaturan bahasa bisu sebab ia salah satu tokoh besar dalam film bisu, sebelum film bicara (talkies) diketemukan, dan dijual kepada masyarakat.
       Kemudian di Perancis ada seniman pantomim yang handal pula, yakni Marcel Marceau. Pria kelahiran Perancis 22 Maret 1923 ini mencintai pantomim karena sering menonton film bisu Keaton dan Chaplin. Kesungguhannya menekuni mime sangat terpengaruh gaya mime harlequin dan karakter pantomim klasik Deburau’s Pierrot. Marceau sangat dikenal dengan karakteer indivisunya sejak tahun 1947 dengan membawakan gaya sang tokoh ciptaannya bernama Bib. Bib merupakan tokoh ciptaan yang selalu tampil dengan muka putih. Pertama kali si Bib ini dibawa keliling ke Switzerland, Beligia dan Holland. Tahun 1949. Marceau mendapat penghargaan Deburau Prize untuki karya mimenya berjudul Death Before Dawn (Mati Sebelum Fajar). Marceau dalam aktivitasnya begitu teliti. Hal tersebut tidak disimak lewat beberapa karyanya yang tokoh netral Bib itu, misalnya, pada Bib sang Pawang, Bib Naik Kereta Api, Bib Bunuh Diri, Bib memerankan Daud-Goliat, dan Bib Serdadu. Maka tak ayal jika seorang penulis asing ada yang mengatakan Marcell Marceau merupakan Master of Mime ( Ben Martin,1978:1).
       
C. Sejak kapan pantomim ada di Indonesia
       Praman Pmd  menuliskan, bahwa pantomim di negeri ini dimulai oleh Sena A.Utoyo dan Didi Petet semenjak tahun 1977 di lingkungan IKJ. Sementara itu di Yogyakarta pantomim ternyata muncul terlebih dahulu sebagai seni pertunjukan juga sekitar tahun 1970-an dengan perintisnya Moortri Poernomo yang mengajarkan gerak-indah, baik di ASDRAFI Yogyakarta maupun di sanggar-sanggar.
        Seni pertunjukan pantomim di kota budaya ini sudah sejak dekade 1970-an. Tokohnya Moortri Poernomo dari Bengkel Teater yang memulai mengenalkan gerak indah sebagai materi latihan seni pemeranan untuk teater. Kemudian dari itu berkembanglah seni gerak indah-nya Moortri Poernomo menjadi bentuk seni pantomim. Moortri Poernomo sebagai pengajar di ASDRAFI Yogyakarta yang menekuni pantomim seperti Zulhamdani, Deddy Ratmoyo, sedang diluar ASDRAFI Yogyakarta yang potensial adalah Wisnu Wardhana, Azwar AN, Merit Hendra, Jemek Supardi.
     Sementara itu tahun 1981 di Yogyakarta Dedy Ratmoyo, mahasiswa ASDRAFI Yogyakarta, dengan arahan Moortri Poernomo melahirkan pantomim dengan judul Tukang Loak . Jemek Supardi di tahun 1980 memulai karirnya sebagai pantomimer. Kemudian di tahun 1982, Jemek Supardi mementaskan Jemek Numpang Perahu Nuh di gedung Senisono Art Galery dengan penata musik Jadug Ferianto.
     Kemudian di tahun 1986, di Jakarta, Septian Dwi Nur Cahyo dan kawan-kawan mengadakan Festival Pantomim Nasional yang diikuti oleh anak-anak muda dari segala pelosok tanah air. Hasil 5 dari 9 piala yang diperebutkan diboyong oleh kelompok Yogyakarta yang dipimpin Dedy Ratmoyo.
      Dekade 1990-an, eksistensi seni pertunjukan pantomim mengalami pasang surut, hanya tiga tokoh yang selalu setia menghidupi pantomim secara suntuk, yaitu Moortri Poernoma, Jemek Supardi dan Deddy Ratmoyo. Awal dekade 1990-an terasa lesu aktivitas pantomim Yogya, tetapi tetap saja muncul generasi muda yang berpantomim seperti Darto, Nina Azwar, Dwijo Suyono, Faiq Ende Reza, Amusu, dan Broto.
    Pada tahun 1992 diprakasai berdirinya wadah kegiatan aktor pantomim Yogyakarta dengan nama Gabungan Aktor Pantomim Yogyakarta (GAPY). Kemudian tahun 1994, dalam FKY ke-VI tepatnya 28 Juni 1994, GAPY kembali menggelar lakon pilar-pilar karya dan sutradara Moortri Poernomo dengan didukung oleh Jemek Supardi, Dedy Ratmoyo, Nur Iswantara, Reza Christ, dan Dwi.
    
D. Siapa saja tokoh pantomim Indonesia dan luar
     Indonesia
  1. Sena A. Utoyo
  2. Didi Petet
  3. Moerti Purnomo
  4. Jemek Supardi
  5. Dedy Ratmoyo
  6. Septian Dwi Nurcahyo
  7. Darto
  8. Nina Azwar
dll
     Luar Negeri
  1. Charles Spencer Chaplin atau Charlie Chaplin (1889-1977)
  2. Marcel Marceau (22 Maret 1923)
  3. Rowan Atkinson atau Mister Bean
dll
Tahapan pembelajaran Pantomim
Pantomim berasal dari kata Yunani “pantomimus” yang berarti meniru segalanya. Secara etimologi pantomim adalah pertunjukkan drama tanpa kata-kata yang dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah (biasanya diiringi musik). Jadi dapat dirumuskan bahwa unsur dari pertunjukan pantomim adalah Olah tubuh dan Olah rasa (unsur musik masuk pada unsur pendukung).

1.  Olah tubuh
     a.    pembendaan
     c.    estetis gerak
     d.    mimik
2.  Olah rasa
     a.    penokohan
     b.    pengimajian
     c.    respon

Komentar