Asal Mula Bahasa


Apabila kita menelusuri jejak kehidupan nenek moyang manusia di muka bumi sejak lima ratus ribu tahun yang silam, kita tidak pernah menemukan bukti-bukti langsung mengenai bahasa nenek moyang kita tersebut.
Cerita dari Mesir, bahwa sekitar abad ke-17 SM Raja Mesir Psammetichus mengadakan eksperimen terhadap bayi yang dibesarkan di hutan belantara dengan pola pengasuhan yang tanpa bersentuhan dengan pemakaian bahasa apapun. Setelah berusia dua tahun, bayi tersebut dilaporkan oleh pengasuh suruhan istana dapat mengucapkan kata pertamanya “becos” yang berarti “roti”, dalam bahasa Phrygia (bahasa Mesir kuno). Dan cerita ini, banyak orang Mesir yang mempercayai bahwa bahasa Mesirlah yang merupakan bahasa yang pertama dikuasai manusia, sekaligus diklaim sebagai bahasa yang pertama kali ada di muka bumi.
Dalam versi yang lain lagi, Goropus Becanus, seorang bangsa Belanda, mengemukakan pendapat bahwa bahasa yang dipergunakan oleh Adam adalah bahasa Belanda. Seorang filsuf Jerman, Leibniz mengemukakan pandangan bahwa semua bahasa di dunia berasal dari bahasa Proto. Namun, baik pendapat Kemke, Goropus, maupun pendapat Leibniz tidak didukung oleh bukti bukti yang sahih, sehingga pendapat mereka dianggap sebagai hasil rekayasa imajinasi belaka.

Hingga abad ke 18 dan masa pencerahan (sebuah gerakan intelektual Eropa), sebagian besar pemikiran mengenai asal-usul bahasa berasumsi bahwa bahasa dimulai sejak adam dan hawa di Taman Firdaus. Teori terbaru mengenai asal usul bahasa adalah bahwa gerakan-gerakan tangan sederhana digunakan sejak 6 atau 7 juta tahun yang lalu, tak lama setelah garis keturunan (evolusi) manusia terpisah dengan kera. Teriakan digunakan untuk seruan ketakutan atau ledakan emosi. Sekitar 5 juta yahun yang lalu, hominid awal yang dikenal sebagai Australopithecus mulai berjalan tegak, dan sebuah bentuk gerakan tangan yang lebih rumit mungkin digunakan sejak itu. kemudian 2 juta tahun yang lalu, ukuran otak bertambah dan gerakan tangan digunakan dalam berbagai kombinasi untuk mengekspresikan gagasan, dan tetap menjadi cara komunikasi yang utama.
Sekitar 100.000 tahun yang lalu, homo sapiens mungkin telah mengubah cara komunikasi utama dari gerakan tangan dan muka menjadi vokalisasi dan penggunaan suara-suara yang berbeda untuk menyampaikan berbagai makna. Lambat laun, gerakan isyarat berkurang meskipun kita masih menggunakannya sekarang untuk menegaskan pembicaraan, bahkan saat kita melakukan komunikasi melalui telepon ketika orang yang kita ajak bicara diujung sana tidak bisa melihat gerakan kita.
Bahasa lisan paling tua hampir bisa dipastikan adalah bahasa Maya yang telah ada sejak tujuh ribu tahun yang lalu ketika suku Maya bermigrasi ke selatan menuju Meksiko. Ada 30 bahasa Maya sebagai bahasa lisan sekarang ini, masing-masing begitu dekat hubungannya sehingga para ahli bahasa percaya seluruh bahasa itu berasal dari satu bahasa proto-Maya
Sedangkan bahasa tulisan pertama dikembangkan oleh bangsa Sumeria sejak lebih dari lima ribu tahun yang lalu. Bahasa tulisan pertama saat itu adalah “Cuneiform”. Hurufnya berbentuk paku yang aneh dan itu merupakan pengembngan piktogram-piktogram yang lebih awal. Cuneiform adalah bahasa pertama yang bisa menyampaikan ide-ide dan suara – suara abstrak. Hanya ada 2 angka dalam cuneiform, bentuk paku vertikal atau angka satu dan bentuk paku horisontal untuk angka sepuluh.
Asal Usul Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu diketahui sebagai akar dari lingua franca Indonesia. Sutan Takdir Alisjahbana, dalam bukunya Sedjarah Bahasa Indonesia, mengutarakan bahasa Melayu memiliki kekuatan untuk merangkul kepentingan bersama sehingga untuk dipakai di Nusantara.
Menurut Alisjahbana, persebarannya juga luas karena bahasa Melayu dihidupi oleh para pelaut pengembara dan saudagar yang merantau ke mana-mana. “Bahasa itu adalah bahasa perhubungan yang berabad-abad tumbuh di kalangan penduduk Asia Selatan,” tulisnya. Faktor lain, bahasa Melayu adalah bahasa yang mudah dipelajari.
Pada era pemeritahan Belanda di Hindia, bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi kedua dalam korespondensi dengan orang lokal . Persaingan antara bahasa Melayu dan bahasa Belanda pun semakin ketat. Gubernur Jenderal Roshussen mengusulkan bahasa melayu dijadikan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah rakyat.
Meski demikian, ada pihak-pihak yang gigih menolak bahasa Melayu di Indonesia. Van der Chijs, seorang berkebangsaan Belanda, menyarankan supaya sekolah memfasilitasi ajaran bahasa Belanda. JH Abendanon yang saat itu Direktur Departemen Pengajaran, berhasil memasukkan bahasa Belanda ke dalam mata pelajaran wajib di sekolah rakyat dan sekolah pendidikan guru pada 1900.
Akhirnya persaingan bahasa ini nampak dimenangkan oleh bahasa Melayu. Bagaimanapun bahasa Belanda ternyata hanya dapat dikuasai oleh segelintir orang. Kemudian di Kongres Pemuda I tahun 1926, bahasa Melayu menjadi wacana untuk dikembangakan sebagai bahasa dan sastra Indonesia.
Pada Kongres Pemuda II 1928, diikrarkan bahasa persatuan Indonesia dalam Sumpah Pemuda. James Sneddon, penulis The Indonesia Language: Its History and Role in Modern Society terbitan UNSW Press, Australia mencatat pula kalau butir-butir Sumpah Pemuda tersebut merupakan bahasa Melayu Tinggi. Sneddon menganalisis dari penggunakan kata ‘kami’, ‘putera’, ‘puteri’, serta prefiks atau awalan men-.
20 Oktober 1942, didirikan Komisi Bahasa Indonesia yang bertugas menyusun tata bahasa normatif, menentukan kata-kata umum dan istilah modern. Pada 1966, selepas perpindahan kekuasaan ke tangan pemerintah Orde Baru, terbentuk Lembaga Bahasa dan Budaya di bawah naungan Departemen Pendidikan Kebudayaan. Lembaga ini berganti nama menjadi Lembaga Bahasa Nasional pada 1969, dan sekarang berkembang dengan nama yang dikenal, Pusat Bahasa.
Tanggung jawab kerja Pusat Bahasa antara lain meningkatkan mutu bahasa, sarana, serta kepedulian masyarakat terhadap bahasa.

Ini ada video tentang sejarah bahasa
 http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=OuUAPVFFCRQ

Komentar